HIU PAUS (rhincodon typus)


helo, fren !!
Hiu paus (whale sharkRhincodon typus) adalah hiu pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Hiu ini adalah satu-satunya anggota dari genus Rhincodon dan dapat ditemui di perairan samudera tropis yang hangat. Hewan ini bernafas melalui insang dan berdarah dingin seperti ikan hiu lainnya. Nama �paus� yang disandangnya berasal dari ukuran dan cara makan binatang tersebut. Hewan ini merupakan salah satu dari tiga spesies hiu yang diketahui makan dengan menyaring, seperti yang dilakukan paus balin, berenang perlahan melintasi perairan kaya plankton dengan mulut terbuka lebar.


Pergerakan mereka berhubungan dengan produktivitas perairan lokal dan biasanya dihubungkan dengan ikan-ikan muda pelagis yang kemungkinan menjadi maka-nannya. Spesies ini muncul pada lokasi geografis yang berbeda-beda dalam waktu tertentu selama bertahun-tahun. Hiu paus menandai lokasinya atau migrasi transoceans dalam skala besar, pergerakannya ditentukan oleh waktu dan lokasi produksi makanan dan kebiasaan berkembang biak. Migrasi musiman ini telah dirumuskan dalam area tertentu namun dibutuhkan informasi yang lebih lengkap untuk memastikan pola ini.

Di dunia perikanan, hiu paus berperan sebagai indikator air yang kaya akan plankton sebagai makanan ikan, yang akan menarik spesies berharga lainnya seperti tuna. Di beberapa lokasi dimana hiu paus diperkirakan muncul, hiu paus menjadi target pariwisata komersil bagi para penikmat alam bawah laut.

Di Indonesia, kemunculan hiu paus paling banyak ditemukan di sekitar perairan Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) � dan sesekali terdengar kemunculannya di daerah Ujung Kulon, Pulau Seribu dan Probolinggo. Ikan yang oleh masyarakat Kwatisore lebih dikenal dengan sebutan ikan gurano bintang ini juga dikenal sebagai ikan yang ramah terhadap masyarakat, dimana setiap pagi atau sore mereka sering mendatangi nelayan bagan ikan puri yang berada disekitar perairan Kwatisore untuk meminta makan.

Melalui keberadaan ikan gurano bintang, perairan Kwatisore menjadi salah satu lokasi kunjungan terfavorit untuk para turis dan peneliti. Kehadiran ikan ini sering dalam jumlah yang cukup banyak, antara 4-6 ekor pada satu bagan, dan dapat diamati hingga 2 jam di bagan-bagan ikan puri yang tersebar di sekitar perairan Kwatisore hingga Pulau Pepaya (Kabupaten Nabire).

Sungguh beruntung di bulan Februari ini, saya mendapat kesempatan untuk meninggalkan jejak di salah satu daerah kediaman hiu paus. Berlokasi di salah satu bagan di Taman Nasional Kwatisore, saya dan teman-teman menyelam dangkal di sekitar bagan untuk mendokumentasikan perjumpaan kami dengan keluarga hiu paus. Lima hiu paus terlihat di sekitar bagan seolah menyambut kedatangan kami.

Ikan-ikan sebesar 3 meter lebih ini sangat ramah. Meskipun demikian, bukan artinya mereka dapat didekati dan dielus-elus begitu saja seperti hewan peliharaan.

Di dunia internasional, sudah berlaku peraturan penyelaman/berenang bersama hiu paus atau yang umum dikenal sebagai whale shark watching code of conduct. Di sini diatur bahwa seorang penyelam/snorkeler dilarang menyentuh hiu paus dan hanya boleh berada sekurang-kurangnya 3 meter dari badan hiu paus dan 6 meter dari ekornya. Penyelam juga dilarang menggunakan blitz/flash/strobe saat memotret hiu paus. Sementara kapal cepat/speedboat harus menjaga jarak sekitar 150 meter dan diwajibkan untuk mematikan mesin.

- See more at: http://www.divetripindonesia.com/Articles/Hiu_Paus_%2528Whale_Shark%2529.html#sthash.Z9VwPg3W.dpuf

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.